Suara.com - Masyarakat di Ibu Kota kini tengah diresahkan dengan geng motor yang kerap bertindak brutal. Sebagian pelaku gangster itu memang sudah ditangkap, dan sisanya lagi masih dalam perburuan.
Dalam beberapa foto yang telah viral di dunia maya, tampak bagaimana wajah-wajah para gangster yang tengah berkumpul dan memegang senjata tajam seperti parang, celurit, hingga sejumlah senjata tajam lainnya.
Sangat disayangkan, karena mayoritas dari anggota gang motor itu adalah anak-anak dan remaja yang tengah beranjak dewasa.
Menurut psikolog dari Klinik Psikologi Pelangi, Reneta Kristiani M.Psi, kondisi tersebut terjadi karena keinginan menjadi bagian dari suatu kelompok dan memiliki kuasa."Dia merasa hebat dan populer bila bisa masuk dalam kelompok tersebut, apalagi kelompok itu dianggap berkuasa, punya power, keren, konsep dirinya pun meningkat bila dia dapat diterima oleh kelompok tersebut," kata Reneta berbincang dengan Suara.com.
Dalam beraksi, para anggota gangster akan datang secara berkelompok, dan membuat kerusakan seperti mengacak-acak suatu lokasi secara sembarangan. Reneta melihat hal itu terjadi karena identitas diri menghilang, dan digantikan dengan identitas kelompok.
"Apapun akan dilakukan untuk bisa jadi bagian dalam kelompok, apalagi bila bisa melakukan bersama-sama dengan kelompok. Identitas diri seolah-olah hilang, dan melebur dalam identitas kelompok. Sehingga menjadi lebih berani, tidak merasa bertanggung jawab karena dilakukan beramai-ramai, seperti, tawuran misalnya," tandasnya.
Sekadar diketahui, Polda Metro Jaya belum lama ini,berhasil meringkus tujuh anggota kelompok gangster yang diduga terlibat dalam keributan di Jalan Jatiwaringin, Kampung Makasar, Jakarta Timur.
No comments:
Post a Comment