Suara.com - Benarkah ketidaksuburan yang dialami pasangan sering menjadi penyebab perceraian? Jawabannya kata para peneliti, tidak.
Sebuah studi baru mengungkapkan, ketidaksuburan bukan merupakan penyebab perceraian dan tidak meningkatkan risiko perpisahan.
Penelitian ini seakan mematahkan sebagian besar penelitian sebelumnya, yang menyatakan bahwa ketidaksuburan dapat menyebabkan stres, kecemasan, seringnya pasangan bertengkar hingga akhirnya bercerai.
Namun, studi terbaru yang dilakukan pada pasangan di generasi saat ini benar-benar mengubah perspektif tersebut.
Berikut, beberapa fakta tentang ketidaksuburan bukan menjadi penyebab perceraian, seperti dilansir dari Boldsky:Beberapa pasangan memiliki harapan
Pertama, sebagian besar pasangan yang diwawancarai untuk penelitian ini mengatakan bahwa metode pengobatan baru telah memberi mereka harapan untuk dapat memiliki anak.
Mereka juga mengatakan, meski semua pengobatan yang mereka lalukan gagal, mereka bersedia untuk melakukan adopsi.
Pendidikan yang baik mengubah ini
Beberapa dekade yang lalu, perempuan yang gagal hamil mengalami lebih banyak tekanan. Selain itu, lelaki yang gagal menghamili, merasa gagal dengan kehidupan mereka. Tapi sekarang tidak lagi, kata penelitian ini.
Alasannya, bisa jadi karena tingkat pendidikan banyak pasangan mulai meningkat. Perempuan saat ini tidak lagi berpikir bahwa menikah hanyalah tentang membesarkan anak-anak.
Hidup yang indah yang lebih penting
Banyak pasangan saat ini mengaku, bahwa ada banyak hal lain yang membuat hidup mereka terasa layak. Karier, tujuan, petualangan dan perjalanan ke luar negeri adalah beberapa kegiatan yang dapat membantu pasangan tanpa anak menikmati kehidupan secara maksimal.
Hasil studi
Lebih dari 45 ribu pasangan tanpa anak diwawancarai dan bahkan tidak 1 persen dari mereka siap untuk bercerai hanya karena ketidaksuburan pasangannya. Studi ini bisa meyakinkan pasangan lain yang masih berpikir bahwa mereka memiliki hubungan yang gagal jika tidak punya anak.
Isu sosial
Bagaimana dengan kecanggungan sosial yang dihadapi pasangan tanpa anak? Nah, sebagian besar pasangan yang ikut dalam studi tersebut berasal dari daerah perkotaan dan negara maju. Sebagian besar berasal dari keluarga berpendidikan.
Mungkin itulah alasan mengapa mereka tidak pernah mendapat tekanan dari orang lain di sekitar mereka. Namun, di daerah pedesaan, pasangan tanpa anak mungkin masih menghadapi tekanan dari teman dan keluarga mereka.
Zaman telah berubah
Peneliti mengatakan bahwa segala sesuatunya akan segera berubah, metode kesuburan dapat meningkat di masa depan dan juga pasangan tanpa anak mungkin menemukan cara baru untuk menemukan makna bagi kehidupan mereka.
Jadi, mereka menyimpulkan bahwa ketidakcocokan dan ketidaksetiaan adalah alasan utama perceraian. Ketidaksuburan tidak lagi dipandang sebagai alasan utama perpisahan di dunia sekarang ini.
No comments:
Post a Comment