Suara.com - Barry Callebaut, produsen cokelat terbesar di dunia, mengumumkan di Shanghai, Cina, pihaknya bertujuan untuk merevolusi pasar cokelat dengan penawaran beraroma merah muda (pink), pada Selasa kemarin.
Sesuai dengan warnanya, cokelat bernama Ruby itu memiliki rona dan bumbu unik melalui teknik pengolahan khusus dari biji kakao, dan bukan dari zat aditif buatan.
Perusahaan yang bermarkas di Zurich tersebut mengatakan, pihaknya tidak mengajukan permohonan paten untuk teknik pemrosesan ini, meski mengklaim memiliki hak kekayaan intelektual untuk itu.
Barry Callebaut, setelah merger antara produsen cokelat asal Belgia Callebaut dan perusahaan Prancis Cacao Barry, merupakan pemasok beberapa merek cokelat terlaris di dunia seperti Mondelez, Hershey dan Magnum.
"Tujuan utama dari cokelat baru ini adalah untuk merangsang pasar lebih dari sekadar menggerakkan konsumsi. Kami percaya ini adalah salah satu terobosan terbesar sejak cokelat putih diperkenalkan, "kata Ben De Schryver, presiden kawasan Pasifik Pasifik Barry Callebaut.
Cokelat putih pertama kali dikomersialisasikan dan diproduksi secara massal di tahun 1930-an oleh Nestle. Namun, tidak dianggap cokelat nyata di beberapa pasar Eropa, karena sebagian besar terdiri dari cocoa butter dan bukan padatan.
Schryver mencatat, rasa manis dan asam yang menyegarkan dari Ruby harus sangat menarik bagi pasar Asia, terutama di Cina di mana cokelat umumnya dianggap "terlalu manis".
Barry Callebaut pertama kali memasuki Cina pada tahun 2008 saat mendirikan pabrik di Suzhou, provinsi Jiangsu. Pada tahun ini, pabrik yang memasok hanya ke pasar Cina, diperkirakan akan mencapai kapasitas maksimum tahunan sebesar 25.000 ton.
Perusahaan yang beroperasi lebih dari 30 negara itu menambahkan, bahwa Cina adalah salah satu pasar dengan pertumbuhan tercepat, dengan pertumbuhan mencapai dua digit dalam beberapa tahun terakhir.
Statistik telah menunjukkan bahwa pasar China memiliki potensi besar bagi pembuat cokelat. Menurut Euromonitor International, orang Cina makan rata-rata hanya 200 gram cokelat setahun.
Sebaliknya, orang-orang di negara Asia lainnya seperti Jepang dan Korea Selatan mengonsumsi sekitar 10 kali lebih banyak. (Asiaone)
No comments:
Post a Comment