Suara.com - Tidak jarang pasangan saat ini memutuskan untuk mengakhiri masa lajang karena telah berpacaran bertahun-tahun lamanya. Padahal, pacaran bertahun-tahun lamanya bukan jaminan pasangan bisa mewujudkan pernikahan yang langgeng.
"Pacaran lama itu sebenarnya jadi kesempatan untuk masing-masing pasangan mengenal satu sama lain. Tapi apakah itu jaminan seseorang membuka diri atas kekurangan pasangannya, kan tidak," ujar psikolog Ajeng Raviando di sela-sela temu media di Jakarta, Kamis (28/9/2017).
Lebih lanjut, dia mengungkapkan, kunci dalam pernikahan yang langgeng adalah mampu menerima kekurangan satu sama lain. Menurutnya, kebaikan pasangan hanyalah sebuah bonus yang sebaiknya tidak dijadikan prioritas untuk memutuskan menikah dengan seseorang.
"Orangnya baik, ibadah oke. Tapi apakah kita sudah mampu menerima kekurangan pasangan kita. Karena itu yang akan kita hadapi setiap hari. Sudahkah kita mampu menerima kekurangan pasangan kita, jadikan itu sebagai pertimbangan untuk menikahi seseorang," imbuh dia.
Dalam kesempatan yang sama, pendiri komunitas CeweQuat, Bunga Mega, sepakat bahwa pernikahan adalah sebuah perjalanan panjang. Bukan hanya dana yang harus disiapkan untuk menikah namun lebih pada kesiapan psikologis dan ilmu untuk mengarungi bahtera rumah tangga.
"Pacaran bukan jaminan pernikahan langgeng. Ada kok 9 tahun pacaran tapi menikahnya cuman setahun. Karena saat pacaran tidak dijadikan kesempatan untuk mengenal pasangan hingga detil. Seperti ketika sudah menikah mau punya anak kapan, kalau nggak bisa punya anak bagaimana responnya. Jangan tanya yang indah-indah saja," ungkap dia.
Pertanyaan-pertanyaan seputar pernikahan sebaiknya, kata dia diajukan sebelum menikah. Ketika dirasa tidak ada kecocokan sebelum menikah, Ia mengajak pasangan agar tidak memaksakan diri untuk menikah meski sudah berpacaran lama dibandingkan harus menanggung akibatnya setelah menikah.
"Mending broken heart sekarang daripada broken home yang nantinya bisa mempengaruhi anak juga. Kalau pacaran lama nggak cocok, ya sudah walk out, jangan dipaksakan," tandasnya.
No comments:
Post a Comment