Suara.com - "You are what you eat" begitulah ungkapan yang sering muncul belakangan ini. Pribadi seseorang bisa diungkap dari apa yang dia makan. Geliat bisnis cake dan pastry pun mulai merambah di kalangan anak muda.
Salah satu fresh pastry baked ternama ialah, perempuan muda bertalenta, Talita Setyadi. Namanya mencuat lewat BEAU, artisan bakery asal Indonesia yang menyediakan croissant dengan european butter, french multi layer cake, italian donut di Jakarta.
Meski kini berprofesi sebagai pastry chef sekaligus entrepreneur, Talita justru memiliki dasar pendidikan yang jauh berbeda. Perempuan berambut pendek ini menempuh pendidikan di University of Auckland dengan jurusan musik jazz. Setelah lulus, Talita baru menyadari memiliki kecintaan terhadap dunia pastry hingga membuatnya menimba ilmu di Le Cordon Bleu di Paris untuk mendalami dunia kuliner.
Kembali ke Jakarta pada 2013, Talita membulatkan tekadnya dan mengambil langkah pertama untuk membentuk brand-nya sendiri, BEAU.
"Yang membuat saya bikin BEAU adalah saya pulang ke Indonesia setelah belajar dan memang tumbuh besar di Auckland, New Zealand, terus belajar cooking dan pastry di Paris, Prancis. Tahun 2013 baru pulang ke Indonesia itu quiet shock, ada rasa kangen makanan-makanan luar sebenarnya kayak roti showell green ada alot ada crunchy-nya, atau roti croissant wangi dari butter benaran, tapi saya suka sekali balik ke Indonesia soalnya wah ternyata banyak juga ingredient Indonesia yang belum sepenuhnya dalam aplikasi pastry atau baking. Jadi saya mencampurkan rasa kangennya dan senangnya itu jadinya BEAU bagaimana saya bisa mengolah bahan-bahan Indonesia dengan cara-cara Eropa dan akhirnya membuat produk-produk baru," kata Talita berbincang dengan Suara.com di BEAU Cikajang, Jakarta Selatan, belum lama ini.
Kini BEAU sudah berdiri selama dua tahun dan memiliki lebih dari 100 varian artisan pastry. Namun dari antara semuanya, varian sourdough yang menjadi primadona BEAU. Sourdough merupakan roti yang dibuat dengan bantuan ragi alami. Ragi tersebut didapat dari fermentasi bakteri candida milleri dan lactobacillus.
Hal inilah yang membuat sourdough terasa asam dan bertekstur juicy. Sourdough tinggi akan nutrisi, bagus untuk pencernaan, dan membantu mengeluarkan zat-zat tak berguna dalam tubuh. Ini merupakan favorit Talita dan sangat sesuai dengan karakter BEAU yang selalu menggunakan bahan alami tanpa bahan pengawet dan pengembang.
"Sebenarnya saya pas kuliah jurusannya musik jazz, di musik jazz kita belajar bagaimana berkreasi, berinovasi baru, bagaimana kita berimprovisasi. Jadi karena background saya seniman, walaupun bisnis pastry saya masih melihat sekitar saya lewat musik. Jadi kenapa heritage saya sebagai orang Indonesia dan saya alumni di luar negeri, dicampur aduk apa kesukaan saya," ungkapnya.
Meski kini telah menjadi salah satu pastry ternama, Talita tak menampik awalnya memang sulit untuk memperkenalkan dan mengedukasi masyarakat dengan roti berbahan alami. Pasalnya, orang Indonesia lebih terbiasa dengan roti yang bertekstur lembek, sementara sourdough yang berkulit keras dan crunchy.
"Sebenarnya saya suka sekali bahan-bahan dan flavour Indonesia, karena memang saya dari Jawa lidah saya medok banget. Tapi saya juga diskusi juga dengan pakar kuliner Indonesia pas saya baru balik ke sini. Tanya kok susah ya introduce makanan Indonesia ke luar, banyak feedback yang saya dapat adalah teksturnya agak aneh, sticky, so buat kita sih biasa saja makan kue lapis atau klepon buat orang luar apa sih, bakso juga buat kita seru saja makan kayak bola, tapi buat orang luar ini apa sih. Maka itu dengan BEAU ini saya menggunakan makanan Indonesia dengan aplikasinya Eropa, jadi dengan perlahan orang luar mulai bisa mencicipi makanan Indonesia. Dan siapa tahu setelah mereka merasakan kue pandan kita yang bentuknya ontro milk dan mousse cake mereka mungkin mulai mencoba klepon," ujarnya.
Talita juga sangat berharap bahwa suatu hari nanti, BEAU bisa menjadi salah satu bakery yang diakui dunia dan membuka franchise di luar negeri, khususnya Eropa.juga sangat berharap bahwa suatu hari nanti, BEAU bisa menjadi salah satu bakery yang diakui dunia dan membuka franchise di luar negeri, khususnya Eropa.
"Sebenarnya saya itu inspirasi dan cita-citanya membawa brand ini dan membawa cita rasa Indonesia ke luar negeri nantinya. Soalnya kan sekarang yang terkenal di luar negeri kue macam, kue red been, atau black sashimi dari Jepang. Tapi rasa Indonesia pandan, asam jawa, pisang kepok, belum dieksplor. Makanya saya pikir bisa saja, lime Indonesia macamnya ada banyak jeruk purut, jeruk limau, dari Jepang yang terkenal jeruk yuzu. Maka itu kita harus memperkenalkan barang-barang ini ke luar negeri," papar Talita.
Agar sukses mewujudkan cita-citanya membawa bendera Indonesia ke luar, Talita pun mengakui memiliki motto yang harus dijaga oleh diri sendiri dan tim di lingkungan kerjanya.
"Toko roti kami memiliki motto yang selalu kami jalani: Hormati tekniknya, hormati ramuannya dan hormati pelanggannya. Hormati tekniknya: kita perlu mendapatkan dasar-dasar tepat sebelum sesuatu. Tidak ada gunanya melakukan semua hal mewah jika Anda tidak mengetahui gambaran besarnya dan bagaimana kaitannya dengan konsep inti dan gagasan di balik setiap produk individual. Sebagai contoh, kita menghormati cara lama memanggang penghuni pertama dengan menggunakan ragi alami daripada hanya menggunakan premix dan menjualnya sebagai "pemilik asli" yang otentik," katanya.
"Hormati bahannya: Kita diberkati dengan bahan mulia yang harus kita tangani dengan hati-hati. Ini hanya tepat sebagai koki sehingga kita belajar bagaimana mengolah setiap bahan untuk memanfaatkan penuh rasa dan potensinya. Kami ingin selalu memilih bahan terbaik dan memastikan bahwa produk yang mereka tampilkan mewakili bahan dengan cara yang berhasil dan berdampak," lanjut Talita.
"Menghormati pelanggan: Kita perlu memperlakukan pelanggan kita sebagai orang yang cerdas. Seringkali, produk sub-par dijual ke pelanggan karena produsen berpikir bahwa pelanggan tidak peduli atau tidak dapat merasakan perbedaannya. Saya juga percaya bahwa saya hanya akan menyajikan produk untuk saya kepada anak-anak saya sendiri di masa depan, produk yang sehat dan sehat. Ini berarti mereka tidak mengandung apapun yang dapat membahayakan kesehatan Anda seperti pewarna buatan, perasa, aditif dan pengawet," imbuhnya.
Berlatar belakang dunia musik, Talita pun menganggap kue ciptaannya sebagai "alat" untuk sepenuh hati mewujudkan impian diri.
"Karena saya dilatih sebagai musisi jazz, saya menganggap kue sebagai "alat" saya yang bisa saya ciptakan. Saya tidak dapat benar-benar menjelaskan apa yang menarik saya untuk memilih bass betot sebagai instrumen saya, namun hanya dapat mengatakan bahwa itu mewakili suara saya dan saya dapat mengekspresikan diri secara menyeluruh dengannya. Baik musik dan kue membutuhkan hati yang bahagia saat Anda membuatnya, atau produknya tidak akan bagus. Keduanya perlu dilakukan sepenuh hati dengan sepenuh hati penuh gairah untuk bisa dilakukan dengan cara yang benar. Keduanya membutuhkan kreativitas dan kecerdikan untuk menemukan kombinasi baru, teknik baru dan mencapai dasar baru. Bagi saya, keduanya merupakan cerminan hidup, kepribadian, selera dan budaya," tandasnya.
No comments:
Post a Comment