Suara.com - Bercinta mungkin adalah pengalaman menyenangkan bagi banyak pasangan. Sayangnya, ini tak selalu dialami oleh setiap perempuan. saat ini banyak perempuan yang menjalani fisioterapi untuk menyembuhkan nyeri otot yang berhubungan dengan stres, pada bagian panggul mereka.
Menurut laporan, kondisi tersebut disebabkan karena adanya tekanan kehidupan modern, mulai dari bekerja berjam-jam, merawat anak dan orangtua atau lansia.
Saat stres, bukan cuma otot punggung dan leher yang menegang, perempuan juga bisa mengalami stres di otot panggul mereka. Otot kemudian tersimpul dan menyebabkan rasa sakit, sama menyakitkannya seperti migrain akibat stres.
Masalah ini, menurut fisioterapis kesehatan perempuan, Katie Mann, bisa membahayakan kehidupan seks seseorang.
Stres, kata dia memang bisa mempengaruhi kondisi otot. Beberapa perempuan akan merasakannya di leher dan bahu mereka. Sementara, yang lain akan terkena migrain atau irritable bowel syndrome (IBS). Dan beberapa akan merasakannya pada panggul mereka.
Karena alasan inilah, banyak perempuan jadi takut untuk berhubungan seks, bahkan untuk berpelukan sekalipun, karena mereka khawatir, setelahnya pasangan mereka meminta seks.
"Kita tahu bahwa bila Anda memiliki gejala nyeri pelvis, Anda biasanya hidup dengan tingkat kecemasan atau depresi," ujar Katie.
Studi terbaru di Stanford, lanjut Katie, menunjukkan adanya kenaikan kortisol saliva yang lebih besar pada pasien nyeri panggul, dibandingkan dengan subyek kontrol normal dan non-simtomatik.Temuan ini menunjukkan kecemasan yang tinggi pada individu yang menderita sindrom nyeri pelvis.
No comments:
Post a Comment