Suara.com - Penelitian yang dilakukan oleh Harvard Business Review menunjukkan bahwa perempuan karir berada dalam posisi yang kurang menguntungkan karena namanya. Menurut peneliti, ada standar ganda yang diterapkan perusahaan dalam mempekerjakan karyawan, terutama bagi mereka yang bekerja di sektor keuangan.
"Kami menemukan bahwa ada standar ganda yang merugikan perempuan dan hal ini terjadi ketika HRD menghadapi jumlah kandidat pelamar yang tinggi," ujar peneliti utama Tristan L. Botelho dan Mabel Abraham dilansir Nypost.
Menurut mereka, HRD cenderung memilih laki-laki, atau mereka yang memiliki nama laki-laki, saat mereka tidak diberi informasi tambahan tentang kandidat pelamar. Ini berarti bahwa meskipun pelamar laki-laki dan perempuan memiliki kualifikasi yang sama, HRD akan cenderung memilih kandidat laki-laki.
Untuk mendapatkan temuan ini, peneliti dari Harvard ini menganalisis 3.250 kandidat pelamar dan HRD dari beberapa perushaan. Jika menginginkan lebih banyak informasi, para HRD ini didorong untuk meng-klik nama orang tersebut. Dan, meskipun jenis kelamin orang tersebut tidak disebutkan, nama depan menunjukkan apakah mereka lelaki atau perempuan.Temuan ini menyiratkan bahwa kandidat pelamar dengan nama perempuan seperti "Mary" mendapatkan 25 persen lebih sedikit klik daripada seseorang dengan nama seperti "Matthew." Ketika sampel perempuan dipisah dengan lelaki, mereka yang memiliki nama seperti "Kelly" menerima lebih sedikit klik.
Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat melaporkan bahwa pekerja perempuan juga berpenghasilan lebih rendah daripada laki-laki. Perempuan yang bekerja penuh waktu pada 2014 hanya memperoleh rata-rata 79 persen pendapatan rata-rata tahunan lelaki.
No comments:
Post a Comment