Suara.com - Jelang perayaan tahun baru, ada isu tak sedap yang mendera pedagang terompet. Benda yang identik dengan tahun baru ini diyakini dapat menjadi media penularan penyakit difteri yang kini kembali mewabah di Indonesia.
Salah satu pedagang terompet yang ditemui Suara.com di kawasan Asemka, Kota Tua, Jakarta, Sabtu (30/12/2017), bernama Ridwan nengaku tak tahu menahu soal kabar kemungkinan penyebaran difteri lewat terompet. Hingga siang ini, kata dia, penjualan terompetnya masih tetap diminati pembeli.
"Waduh saya baru tahu beritanya. Tapi kan ini terompet baru jadi, masak bisa bikin orang sakit? Mungkin yang sudah dipakai kali," kata lelaki asal Cikarang, Jawa Barat itu.
Ridwan mengaku tak khawatir dengan isu yang beredar. Dia meyakini bahwa rezeki sudah diatur Yang Maha Kuasa. Untuk itu Ia tetap semangat berjualan hingga perayaan tahun baru tiba.
"Saya jualan sudah dua minggu dari Cikarang dan Alhamdulillah tetap ada yang beli. Semoga bisa laris sabelum tahun baru besok," tambah dia.
Pedagang terompet lainnya, Bang Uki juga sependapat dengan Ridwan. Menurutnya isu yang beredar tidak berpengaruh pada penjualannya. Meski jumlah pendapatan tak sebanyak tahun-tahun sebelumnya, Bang Uki meyakini hal ini lebih disebabkan karena kemampuan ekonomi masyarakat yang menurun.
"Ya kalau tahun-tahun sebelumnya habis sebelum tahun baru. Semoga tahun ini juga. Tapi kalau enggak habis, ya dibawa pulang lagi," tandas Uki.
Sebelumnya pada pekan ini Kementerian Kesehatan mengeluarkan peringatan bahwa terompet bisa menjadi sarana penularan difteri. Alasannya karena penyakit tersebut bisa menular melalui percikan ludah bahkan hembusan nafas.
No comments:
Post a Comment