Suara.com - Hotel Santika Premier Bintaro bersama WWF Indonesia melakukan kerjasama strategis dengan menandatangani nota kerjasama untuk berkontribusi dalam perlindungan kelangsungan hidup hiu, dengan cara tidak menggunakan bahan sirip hiu dalam segala jenis menu yang disajikan.
Pada 2015 lalu, Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia atau FAO merilis data bahwa 3/4 populasi hiu dunia telah diburu secara ilegal. Dari total angka tersebut, 150 jenis hiu diantaranya sudah terancam punah karena pemburuan yang berlebihan.
Lebih parahnya lagi, Indonesia menempati peringkat pertama pemburuan hiu secara ilegal di laut lepas. Kebanyak dari pemburuan tersebut dilakukan untuk memenuhi permintaan sirip hiu yang nantinya dijadikan menu makanan di restoran dan hotel-hotel mewah.
"Sup sirip ikan hiu ini termasuk hidangan yang bisa dianggap high class. Di beberapa hotel dan restoran ada yang menyajikan," kata perwakilan WWF bagian Marine Species Officer, Casandra Tania kepada Suara.com di Bintaro, Kamis, (25/1/2018)."Kami ingin menyuarakan kelangsungan hidup satwa Indonesia yang hampir punah lewat kampanye #SOSHARKS, yang berupaya mendorong pelestarian populasi hiu secara konsisten dalam jangka panjang dan berkelanjutan, termasuk yang sudah dilakukan adalah hotel kami tidak menggunakan bahan sirip hiu dalam segala jenis menu yang disajikan," General Manager Hotel Santika Premiere Bintaro, Ariesta dalam acara yang sama.
"Kami yakin dapat memberikan kontribusi dan mengambil langkah yang tepat untuk pengelolaan kelangsungan hidup satwa Indonesia yang bertanggung jawab. Usaha yang sama juga dilakukan dengan ikut berkontribusi dalam melakukan pemulihan terhadap populasi Dugong," tambah Ariesta.
Selain itu, Ariesta berharap kerjasama dengan WWF yang sudah terjalin ini dapat dimanfaatkan lebih keras lagi untuk membangun kekuatan jaringan ke pelanggan hotel dengan tujuan memberi pengetahuan, membangun kepedulian dan bertindak nyata terhadap kelestarian lingkungan.
No comments:
Post a Comment