Suara.com - Pola pikir masyarakat terhadap sampah, yang selama ini hanya seputar kumpul, angkut, dan buang, kini harus mulai ditinggalkan. Chief Executive Coca-Cola Foundation Indonesia, Titie Sadarini, mengungkapkan bahwa sebenarnya sampah bisa menjadi sesuatu yang sangat bernilai secara ekonomi.
Melalui program 'Plastic Reborn', Coca-Cola Foundation Indonesia ingin mengajak dan menginspirasikan perubahan perilaku kepada generasi muda Indonesia tentang pengelolaan sampah kemasan plastik, untuk kemudian diproses menjadi tas multifungsi yang keren dan bernilai komersial.
"Pada intinya, program ini adalah upaya untuk memberikan pemahaman baru bahwa kemasan plastik bekas pakai sebenarnya dapat dimanfaatkan kembali menjadi barang yang bernilai tinggi, sehingga dapat tercipta sebuah lingkaran ekonomi yang berkelanjutan," jelas Titie dalam peluncuran Coca-Cola Plastic Reborn Di 100 Eatery & Bar Hotel Century, Jakarta, Selasa (27/2/2018).
Melalui program ini, Coca-Cola Foundation Indonesia menggandeng perusahaan pengelola sampah, Waste4Change, untuk menangani proses pengumpulan dan pengelolaan sampah kemasan plastik minuman di lebih dari 100 titik Sekolah Menengah Atas dan universitas di kawasan Jakarta.
Sedangkan proses pembuatan tas akan bekerjasama dengan Greneration Indonesia, sebuah perusahaan lokal yang juga memiliki visi dan fokus yang sama untuk menciptakan lebih banyak green merchandise.
Dalam rangkaian prosesnya, Chief Executive Officer Ancora Foundation, Ratri Wuryandari, menjelaskan, sampah botol kemasan plastik yang terkumpul akan diproses menjadi serpihan flakes dan kemudian memasuki fase pencampuran dan pencetakan (moulding) untuk kemudian dilanjutkan ke proses perangkaian menjadi tas multifungsi.
Proses desain dan perangkaian dilakukan oleh Greeneration Indonesia dengan mempertimbangkan estetika dan fungsi, dimana tas ini dapat digunakan oleh lelaki maupun perempuan, menampung barang-barang penting seperti dompet, telepon genggam, kartu-kartu identitas, charger dan kabel, hingga buku catatan.
Produk tas ini memanfaatkan setidaknya 30 persen kandungan plastik jenis PET dari botol kemasan bekas pakai. Ia juga menilai tas ini sangat cocok untuk anak muda walaupun berasal dari hasil olahan sampah plastik.
"Target kita adalah anak muda semua usia, kita harus bikin produk yang menarik buat mereka, agar mereka juga tertarik, akhirnya muncul ide ini. Karena ini kan sesuatu yang trendi juga, yang multigender, bisa dipakai cowok, bisa dipakai cewek," ungkapnya.
Setelah jadi, lanjut Ratri, nantinya Greeneration Indonesia, yang melakukan ritel manajemen. Harapannya produk ini dapat terjual, keuntungannya akan diputar lagi untuk menjadi barang-barang lain yang bermanfaat.
"Jadi kita harus bantu teman-teman Greeneration Indonesia supaya ini laku. Karena kalau ini laku akan ada supply dan demand. Tas ini akan dibanderol dengan harga Rp100 ribu- 200 ribu sesuai segmen yang dituju, yakni kelas menengah," kata Ratri.
No comments:
Post a Comment