Suara.com - Diperkirakan pada 2050 nanti, akan ada 9,8 miliar manusia yang hidup di muka bumi secara bersamaan, dan hal tersebut berimbas pada masalah ketahanan pangan dunia.
Melalui situsnya, Sustain, organisasi tentang pangan berkelanjutan, mengatakan diperlukan adanya pengelolaan kelestarian bumi yang baik untuk dapat menghasilkan ketersediaan pangan kaya nutrisi.
Maka dari itu penduduk bumi diharapkan mengerti konsep pangan berkelanjutan melalui tindakan memilih pangan yang baik bagi kesehatan, lingkungan, dan pertumbuhan ekonomi lokal.
"Secara bertahap, konsumen perlu memulai memerhatikan asal-usul makanan yang dikonsumsi serta dampak pilihan makanannya terhadap kesehatan dan lingkungan," kata Pakar Gizi dan Keamanan Pangan dari Institut Pertanian Bogor, Prof. Ir. Ahmad Sulaeman, MS, PhD, di Semarang, Jumat (20/4/2018)
Sulaeman menambahkan, masyarakat Indonesia memiliki beragam citarasa lokal yang secara gizi tak kalah dengan pangan masyarakat internasional.
Untuk itu, bersama Nutricia Sarihusada, Prof. Sulaeman melakukan misi bertema Jelajah Gizi 2018 ke Kota Semarang, Jawa Tengah.
Dimulai dari Jumat 20 April hingga 22 April 2018, acara Jelajah Gizi 2018 dikemas menjadi jalan-jalan unik untuk memperkenalkan keanekaragaman makanan khas daerah Semarang sekaligus memelajari sejarah dan budaya yang melatarbelakanginya.
Peserta Jelajah Gizi 2018 juga melihat proses pengolahan bahan baku mulai dari mentah hingga disajikan ke atas piring, serta melihat proses pengemasan pangan.
"Seiring dengan perkembangan zaman, tidak menutup kemungkinan bahwa pangan bergizi diolah untuk dapat bertahan lebih lama dan dikonsumsi oleh banyak orang diseluruh dunia," kata Prof. Sulaeman.
Ia menambahkan, masyarakat tak perlu khawatir dengan kualitas pangan kemasan bila telah melalui proses fortifikasi atau pengayaan penambahan unsur vitamin dan renik esensial pada makanan.
"Kami berharap rangkaian kegiatan Jelajah Gizi 2018 bisa memberikan gaung yang besar sehingga dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk sadar bahwa pilihan pangan yang dipilihnya tidak hanya berdampak pada kesehatan diri sendiri, tetapi juga bumi dan manusianya," kata Corporate Communucation Director Danone Indonesia, Arif Mujahidin.
No comments:
Post a Comment