Suara.com - Wardah menggandeng 8 desainer Indonesia yaitu Dian Pelangi, Zaskia Sungkar, Ria Miranda, Barli Asmara, ETU, Norma Hauri, Rani Hatta, dan Malik Moestaram untuk tampil di panggung Indonesia Fashion Week (IFW) 2018. Kedelapan desainer menampilkan koleksi yang terinspirasi 4 look make up Wardah Sinar & Pijar dalam berbagai tema pada Sabtu (31/3/2018).
Terinspirasi dari tren Wardah Sinar & Pijar, masing-masing desainer telah mengkreasikan koleksinya masing-masing dengan berbagai tema. Zaskia Sungkar, misalnya, tema Gemintang yang ditampilkannya di panggung IFW 2018 menegaskan keanggunan, kecantikan, dan feminimnya perempuan yang sekaligus memiliki jiwa yang sangat kuat dan tegas. Desainnya yang didominasi dengan warna hitam, silver, dan merah tampak feminim namun dengan siluet yang tegas dan terstruktur, ditambah dengan detail beads dan aksesoris berbahan metal yang menambah kesan kuat pada perempuan.
Perancang Norma Hauri menampilkan koleksi terbaru autumn winter yang diberi nama ‘NOIR’, yang artinya hitam dalam bahasa Perancis. Disatukan dengan bahan yang tembus pandang dan renda, rancangannya yang sekilas memberikan kesan suram dan rentan, sangat penuh dengan sulaman dan gaya baroque yang memberikan sentuhan ala bangsawan.
Lain lagi dengan Barli Asmara, yang kali ini kembali membawa elemen klasik berupa potongan gaun dengan renda yang dihiasi motif-motif, sebuah ilusi pakaian yang disertai lipatan berlekuk, diukir dan bukan diacak, yang terlihat berbeda arah di atas gaunnya. Kemudian ada pula koleksi yang dihiasi oleh pola jahitan bergaya quasi-ergonomics yang mengelilingi gaun horsehair transparan. Semua ditampilkan berdasarkan sensualitas, romantisisme, keanggunan, dan detil yang terkesan mengejutkan.
Karya Barli banyak terinspirasi dari era Renaissance, era yang populer dengan figur serta seni yang dramatis. Warna yang diutamakan pun memiliki tekstur seperti es, meliputi varian warna silver, lavender, abu-abu, dan biru. Pengunaan pernak pernik menambah kesan mewah serta penambahan renda dan kain tulle memberi dampak dramatis. Berfokus pada tema glamorous delight, pakaian ini disertai dengan ornamen kepala bersejarah, aksesoris penutup kepala khas olahraga anggar dan kesan periode flapper, tanpa menghilangkan elemen modern.
Sebagai penutup, Dian Pelangi dengan bangga mempersembahkan Andèwi, yang dalam Bahasa Sansekerta bermakna tumbuh-tumbuhan. Melambangkan keindahan floral Indonesia, Andèwi terinspirasi dari pedalaman hutan Indonesia yang menyimpan sisi cantik, elegan namun misterius. Hutan Indonesia juga yang menjadi inspirasi palet warna dalam koleksi ini, yaitu hitam, hijau dan warna keemasan.
Potongan dan siluet pada Andèwi sedikit mengambil sentuhan Spanyol. Bordir dan payet yang menjadi aksen pada koleksi ini, tidak terlepas dari inspirasi ukiran dinding di istana kerajaan Cordoba. Serta dengan aksen ruffles yang mempertegas nuansa feminin nan elegant wanita Indonesia. Andèwi merupakan koleksi semi haute couture dengan masih penggunaan kain songket Palembang untuk menunjukkan kultur Indonesia dan ciri khas Dian Pelangi.
No comments:
Post a Comment