Suara.com - Bercinta hakikatnya adalah momen yang sama-sama mendatangkan kepuasan bagi pasangan. Lalu bagaimana jika hanya satu pihak saja yang terpuaskan sedangkan pihak lain justru berpura-pura merasakan kepuasan?
Ya, sebuah survei terkini menyebut bahwa 68% perempuan pernah memalsukan orgasme. Disampaikan Pierre Frederick, Deputy General Manager Condom Bussiness Unit DKT Indonesia, ada beragam alasan yang membuat perempuan melakukan hal ini.
"Alasan utamanya karena perempuan ingin memberi kenikmatan pada pasangan lelakinya," ujar Pierre pada peluncuran Supreme Premium Condoms di Jakarta, Kamis (5/4/2018).
Pierre menambahkan, perempuan menunjukkan orgasme palsu juga salah satunya karena waktu yang dibutuhkan lelaki untuk orgasme hanya sekitar enam menit. Padahal perempuan bisa melampaui 13 menit.
Dalam kesempatan yang sama, sex expert sekaligus psikolog Elizabeth Santosa mengatakan bahwa orgasme palsu bisa menjadi bumerang bagi kaum hawa. Hal ini bisa mengganggu kelanggengan hubungan suami istri bahkan berdampak pada keretakan rumah tangga.
"Fake orgasme bisa memicu keretakan rumah tangga. Makanya nggak usah tunggu laki-lakinya nyadar, perempuan harus komunikasi maunya gini lho. Perempuan kan juga punya peran untuk mendapatkan kepuasan, bisa dengan menggoda pasangan," tambah Lizzy.
Komunikasi, kata Lizzy penting untuk mendapatkan rasa saling pengertian antar pasangan, termasuk soal urusan ranjang. Jika sulit mencapai kepuasan dengan posisi seks tertentu, maka perempuan bisa menyampaikan pada suami bagian tubuh mana yang merupakan area sensitifnya.
"Tentu saja cara penyampaiannya perlu dibuat halus agar tidak menyinggung perasaan lelaki," ujar Lizzy memberi saran.
No comments:
Post a Comment