Suara.com - Frances Caitlin Tirtaguna, bocah perempuan 15 tahun ini sudah membuat bangga Indonesia. Siswi kelas 10 itu baru saja menjadi salah satu wakil Indonesia untuk Asia Pacific Young Leaders Convention 2018 di Singapura. Frances kemudian mendapatkan 1st Place for Overall (Mixed Countries) Team Presentation pada acara tersebut.
Sejak kecil, Frances sudah hobi menulis dan bicara di depan umum. Dari hobinya tersebut, Frances telah meraih sejumlah penghargaan di berbagai komeptisi debat kompetisi. Ia misalnya menjadi Pemenang Peringkat 11 Dunia Lomba Debat dari The World Scholar’s Cup 'Tournament of Champion' di Yale University, USA pada 2015.
Meski kerap berpergian ke luar negeri, namun Frances tak pernah melupakan budayanya. Buktinya, Frances baru saja merilis sebuah novel budaya berjudul Ondel-Ondel Galau.
Yang menarik, awal muncul ide untuk membuat novel Ondel-Ondel Galau, ketika ia melihat sepasang ondel-ondel lusuh dengan beberapa orang mengamen di jalanan padat di Jakarta. Rupanya, Frances terenyuh melihat ondel-ondel yang merupakan ikon Jakarta seperti tak dihargai oleh masyarakatnya sendiri.
Dengan rasa penasaran yang tinggi, Frances yang juga mahir bermain piano, saxophone dan flute mendatangi Perkampungan Kebudayaan Betawi Setu Babakan untuk melakukan riset. Di situ, Frances bertemu dengan beberapa budayawan Betawi seperti Indra Sutisna.
"Saya berterima kasih dengan apa yang dilakukan Frances untuk menulis buku ini. Kita tidak boleh kehilangan jati diri kita, pun budaya Betawi sebagai inti kota Jakarta inilah harus kita jaga," kata Indra Sutrisna di sela-sela peluncuran buku Ondel-Ondel Galau di Binus School Simprug, Jakarta, baru-baru ini.
Novel Ondel-Ondel Galau mengulas tentang beragam kebudayaan Betawi, mulai dari sejarah, para tokoh, tarian adat, baju adat, lagu adat, mainan tradisional hingga beragam makanan khas Betawi. Novel ini disajikan Frances menggunakan bahasa Inggris yang ringan dibaca.
"Saya berharap masyarakat semakin mudah mengenal dan menikmati berbagai hasil seni Betawi, makanan khas, pentas seni dan lain-lain. Mereka bisa langsung menghubungi dan memesan dari para pengrajin dan penjual, mudah-mudahan sampai ke calon pelanggan dari luar negeri," ujar Frances dengan semangat.
"Semoga lewat novel ini, aku bisa menginspirasi anak-anak muda seusiaku untuk kenal dan turut melestarikan budaya. Budaya Betawi harus hidup lestari dan dapat dibanggakan," tutur Frances.
No comments:
Post a Comment