Suara.com - Siapa bilang kalau Ramadan harus puasa jalan-jalan juga? Bulan puasa ini justru sangat pas untuk diisi dengan kegiatan wisata religi. Salah satunya ke Masjid Agung Semarang, Jawa Tengah, salah satu masjid paling populer di kalangan penyuka wisata religi. Bukan hanya gaya arsitekturnya saja yang unik, masjid ini punya payung hidrolik raksasa yang mengingatkan kita dengan megahnya Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi.
Pembangunan Masjid Agung Semarang yang dimulai tahun 2002 ini mendapat dukungan dari sejumlah negara sahabat seperti Arab Saudi, Kuwait, Qatar, Mesir, dan Uni Emirat Arab (UEA). Pembangunan yang membutuhkan waktu empat tahun disebut-sebut menghabiskan dana sekitar Rp 198 miliar.
Selain berfungsi sebagai tempat ibadah, Masjid Agung Semarang juga menjadi salah satu obyek wisata religi andalan Semarang. Banyak wisatawan yang datang karena penasaran dengan payung hidrolik setinggi 100 meter di bagian pelataran masjid. Namun, payung hidrolik yang berjumlah 6 buah ini, sesuai dengan jumlah rukun iman dalam agama Islam, tidak dibuka setiap saat.
Payung hidrolik hanya dibuka pada hari Jumat, Sabtu, dan Minggu, atau saat pelataran masjid dibutuhkan untuk ibadah khusus keagamaan. Desainnya yang mirip dengan payung hidrolik di Masjid Nabawi membuat banyak pengunjung ingin berfoto-foto di bawah payung tersebut.
Bukan cuma payung hidrolik saja yang menarik dari Masjid Agung Semarang. Masjid yang diresmikan mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono tersebut juga memiliki Al-Quran raksasa berukuran 145 x 95 sentimeter. Seluruh ayat suci dalam Al-Quran tersebut merupakan tulisan tangan seniman kaligrafi dari Universitas Sains Al-Quran (UNSIQ) Wonosobo, Jawa Tengah. Butuh waktu tiga tahun untuk merampungkannya, lho.
Terakhir, Masjid Agung Semarang juga memiliki menara pandang Al-Husna yang memiliki ketinggian 99 meter, angka yang melambangkan 99 Asmaul Husna atau nama-nama baik milik Allah.
Lantai dasar pada bangunan menara pandang digunakan untuk studio radio dakwah Islam, sedangkan lantai kedua dan ketiga dijadikan museum budaya Islam. Dari puncak menara yang ada di lantai 19, pengunjung bisa melihat keindahan Kota Semarang.
(Rima Sekarani I.N.)
No comments:
Post a Comment