Suara.com - Siapa sih yang tak kenal lego? Mainan satu ini memang sudah cukup akrab bagi banyak anak-anak di seluruh dunia sejak dulu. Maka tak heran, jika saat ini, penggemar lego bukan hanya terdiri dari anak-anak, tapi juga orang dewasa yang melewati masa kecil mereka bersama lego.
Nah, jika Anda termasuk penggemar lego, Anda bisa berkumpul bersama teman-teman satu hobi ini di Komunitas Lego Indonesia (KLI).
Ditemui di salah satu event Lego terbesar, Bricklive, yang berlangsung mulai 7-17 Juni 2018 di PIK Avenue, Jakarta, salah satu anggota KLI, Andry Gosal, bercerita bahwa komunitas yang berdiri pada Februari 2007 di Jakarta ini awalnya memang berlatar dari kesukaan dan hobi yang sama antara tiga orang pendirinya, yaitu Victor Indrabuana, Andrianto Wardhana, dan Dixon Susanto.
"Cuma dari sering ketemu di toko saat beli Lego, atau sama-sama ketemu di event mainan, akhirnya terbentuklah KLI. Pertama kali, mereka display koleksi buatan mereka pada acara The Jakarta Toys & Comics Fair," jelas dia.
Hingga saat ini, anggota KLI yang tergabung pun jumlahnya tak main-main, lebih dari 25 ribu orang dari seluruh Indonesia. Salah satu yang paling menarik adalah status mereka yang diakui secara resmi oleh The Lego Group yang bermarkas di Denmark.
Bahkan, menurut Andry, Indonesia adalah salah satu negara dengan penggemar Lego terbanyak di dunia. Tak heran jika KLI kini benar-benar didukung oleh The Lego Group.
Bergabung menjadi salah satu anggota KLI, kata Andry, tentu membuat banyak anggotanya tak hanya asyik bermain Lego, tapi juga menjadi seorang kolektor. Sebagai pecinta Lego, pastinya mereka tidak akan ragu mengeluarkan kocek yang tak sedikit demi part Lego yang sudah langka atau set Lego yang sudah lama mereka incar.
"Paling mahal satu part itu bisa sampai Rp 4-5 juta, itu karena part-nya paling dicari, tapi sudah tidak keluar lagi di set-set lainnya sekarang. Kalau Lego set ada yang sampe Rp 80 jutaan. Mini figure juga mahal, sekitar Rp 40-60 juta," ujar Andry.
Meski terdiri dari beragam jenis Lego, seperti Lego Duplo yang ukurannya part-nya besar-besar, Lego System atau Lego standar, hingga Lego Technic yang lebih detil, Andry mengatakan bahwa semua part bisa dikombinasikan menjadi sesuatu sesuai dengan minat tiap orang, yang disebut custom.
Biasanya, kata Andry, untuk membuat berbagai custom, dirinya dan para anggota lain bisa saling bertukar informasi dan membangun Lego bersama sebulan sekali di rumah salah satu anggota secara bergantian.
KLI juga kerap mengikuti berbagai acara yang berhubungan dengan Lego dan membuat kelas-kelas khusus bermain Lego untuk semua umur.
"Di sana, selain mempelajari teknik, kita juga encourage orang-orang bahwa Lego itu bisa custom, karena selama ini orang mikir Lego itu set. Saat beli, bikin set itu saja, meniru yang sudah ada di kotak. Padahal sebenarnya enggak, yang bagus itu memang buat custom, bikin sesuatu sendiri, di situ kreativitas akan lebih terasah," jelasnya.
Nah, jika masalah harga bisa menjadi penghalang buat kolektor Lego lainnya, Andry punya solusi untuk Anda yang ingin mengoleksi Lego tapi dengan dana terbatas, yakni dengan membelinya di grup Facebook jual beli KLI atau di eBay. Mengapa? Karena bukan cuma harganya yang relatif lebih murah dibanding harga retail, di grup ini Anda juga bisa mendapatkan berbagai macam jenis Lego, dari yang murah, mahal, hingga yang benar-benar langka di Indonesia.
Tertarik bergabung dengan KLI? Komunitas ini merangkul semua pemain Lego. Mulai dari karduser atau orang yang Legonya tidak pernah dibuka, Player yang Legonya dibuka dan dirakit sesuai instruksi, dan jenis pemain Lego custom, yang membuat Lego tanpa intruksi. Yuk, asah kreativitasmu bersama KLI!
No comments:
Post a Comment