Suara.com - Tak sulit untuk menemukan kedai kopi saat ini. Beberapa restoran bahkan menyediakan menu kopi karena tren ngopi yang hits. Pertumbuhan kedai kopi pun turut berimplikasi pada tingginya kenginan anak muda berprofesi sebagai barista.
Ada beberapa yang berusaha mempelajari formula meramu kopi secara otodidak namun adapula yang mengikuti pelatihan barista secara khusus. Menurut Dale Haris, World Barista Champion 2017, menyukai kopi saja tidak cukup untuk menjadi seorang barista.
Menurut dia, kemampuan pertama yang harus dimiliki oleh para barista ialah kepekaan terhadap rasa dari kopi itu sendiri. Pasalnya tiap kopi memiliki rasa dan karakteristik yang berbeda.
"Jadi hal pertama adalah kemampuan tasting. Seorang barista harus tahu, mengapa suatu kopi bisa terasa begini, bagaimana menghasilkan kopi ini, dan seperti apa seharusnya menyajikannya," kata Dale.
Selain itu, ia menambahkan, kemampuan lain yang juga harus dimiliki barista baru adalah konsistensi. Menjaga konsistensi kopi menjadi sangat penting, karena hal ini turut mempengaruhi karakter penyajian kopi seorang barista.
"Penting untuk mengenali bahwa kita pernah salah, dan terus berusaha memperbaiki kualitas dari kopi yang kita buat. Jadi yang tersulit memang menjadi rendah hati dan memiliki empati," lanjutnya.
Di Indonesia, salah satu lembaga yang memberikan pelatihan khusus bagi mereka yang ingin belajar meracik kopi adalah PT Toffin Indonesia. Tony Arifin, CEO Toffin Indonesia, mengatakan sebagai agen tunggal pemegang 20 merek mesin dan peralatan kopi, Toffin Indonesia memberikan peluang bagi siapapun yang ingin mengetahui lebih mendalam terkait kopi.
"Ya, di showroom ini kami bisa sharing knowledge. Konsumen yang ingin tahu secara mendalam atau belajar racik kopi, kami buka gratis," kata Tony Arifin.
Pihaknya pun tak tanggung-tanggung dalam mencetak generasi baru barista. Tiap minggunya, Toffin, kata Tony berkomitmen untuk mendatangkan pakar kopi baik dari dalam maupun luar negeri untuk sharing pengetahuan di show room yang berlokasi di Pluit Permai, Jakarta Utara.
"Tidak hanya di Jakarta, show room yang didesain memiliki dua hub, yakni training center dan business development center akan dibuka di kota lain yakni Surabaya," tambah dia.
Sebagai training center, penggemar kopi, kata Tony bisa mendapat pengetahuan seputar jenis-jenis kopi, pelatihan barista, late art, perawatan mesin dan juga sebagai co-working space. Sedangkan development center ditujukan untuk mereka yang ingin mengenal lebih jauh tentang industri dan bisnis kopi.
Ia menambahkan, pembukaan show room ini tak lepas dari minat masyarakat yang semakin antusias terhadap kopi yang menjadikannya sebagai bagian dari gaya hidup.
"Kehadiran kami untuk mengakomodasi minat masyarakat yang ingin mengenal lebih lanjut mengenai kopi dan industrinya," tutup Tony Arifin.
No comments:
Post a Comment