Suara.com - Bagi para traveller Tanah Air, nama Kota Lama Semarang tentulah tak disangsikan. Terkenal sebagai Little Amsterdam, bangunan hunian, resto, sampai gereja berada di satu kawasan ini.
Lantas bagaimana untuk semakin membuatnya terkenal di pentas wisata dunia?
Dossier (dokumen) Kota Lama Semarang mulai disusun guna segera diserahkan ke badan PBB UNESCO pada November 2018. Salah satu titik wisata di Kota Semarang ini berpeluang meraih predikat sebagai kota Warisan Dunia atau World Heritage dari UNESCO.
"September ini draft sudah jadi, November siap kami serahkan kepada UNESCO di Perancis," kata Hevearita Gunaryanti Rahayu, Ketua Badan Pengelola Kawasan Kota Lama (BPK2L) Semarang, Rabu (25/07/2018).
Dossier itu, kata Hevearita Gunaryanti Rahayu, telah disusun sejak tahun lalu dengan mengumpulkan data otentik dan sumber sejarah. Bahkan sampai ke Museum Sejarah Leiden Belanda.
"Di Leiden kami diberi data otentik, karena Belanda menyimpan banyak dokumen asli gedung-gedung kuno itu," katanya.
Dossier tersusun lengkap mencakup unsur budaya, edukasi, pengatahuan, dan pariwisata. Dengan menonjolkan unsur living heritage, atau hidupnya kawasan yang melibatkan unsur masyarakat di Kota Lama itu sendiri.
"Dossier tadi sebagai salah satu persyaratan untuk menentukan warisan budaya dunia. Kami susun lengkap bahkan konsultasi ke beberapa kota warisan dunia lainnya sebagai studi banding," lanjut Hevearita Gunaryanti Rahayu.
"UNESCO melihat bukan hanya nilai sejarahnya saja, juga bagaimana masyarakat di dalamnya terlihat aktif menghidupkan atau living heritage-nya. Jadi ke depannya akan hidup oleh masyarakat Kota Lama sendiri," paparnya menunjukkan syarat yang ditetapkan pihak UNESCO.
Hevearita Gunaryanti Rahayu menerangkan, Kota Lama terdiri dari multi etnis karena termasuk area Pecinan, Kampung Melayu dan Kauman. Selain itu sektor perdagangannya juga ada, dibuktikan dengan adanya pelabuhan yang berarti terdapat perdagangan dalam skala global.
"Ada gedung khas Eropa sampai terintegrasi dengan kawasan Pecinan, dan Kauman. Dahulu Kota Lama berbenteng namun dirobohkan oleh Belanda sendiri, alasannya demi perkembangan sebagai daerah pelabuhan dagang global saat itu," ujarnya.
Kawasan Kota Lama juga memiliki sejarah perdagangan jalur rempah Nusantara, dari perdagangan Aceh, melalui Batavia, Semarang, Tuban, sampai ke Maluku dan kawasan Timur Indonesia.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menambahkan, Kota Lama akan menjadi ikon baru Kota Semarang. Pembangunan revitalisasi telah dikucurkan dana oleh KemenPUPR sebesar Rp 158 miliar untuk peningkatan infrastruktur.
"Kota Lama sekarang cantik, gedung-gedung tua telah hidup kembali. Bahwa kota warisan dunia juga ada jejaknya di Indonesia, tak hanya Melaka di Malaysia atau Fiji," kata Hendrar Prihadi. Adam Iyasa
No comments:
Post a Comment