Suara.com - Penghujung Oktober, tepatnya tanggal 28 Oktober, dirayakan sebagai Hari Sumpah Pemuda, tonggak perjuangan pemuda-pemudi di seluruh Indonesia. Dan setelah 90 tahun, Sumpah Pemuda masa kini bisa dirayakan dengan berbagai cara, mulai dari upacara, diskusi, ataupun bincang santai. Salah satunya seperti yang dilakukan komunitas Perempuan Pelestari Budaya, yang merayakan Sumpah Pemuda dengan memakai busana tenun Indonesia sambil melakukan temu wicara.
"Ini hari penting, 90 tahun Sumpah Pemuda. Harus kita rayakan dengan gaya kita, mencitai kain tenun Indonesia," kata Pendiri Komunitas Perempuan Pelestari Budaya, Diah Kusumawardani Wijayanti, kepada Suara.com di Jakarta, Minggu, (28/10/2018).
Diah beserta delapan anggota komunitas yang lain sengaja menggunakan tenun dari berbagai daerah seperti tenun NTT, tenun Jepara, tenun Lombok, sampa tenun Bali.
Alasannya jelas, membiasakan penggunaan kain warisan Nusantara pada kegiatan sehari-hari.
"Ini untuk memperkenalkan sekaligus mengajak dan membiasakan memakai tenun," tambah Diah lagi.
Kata Diah, menggunakan tenun tak selalu terkesan kolot dan ketinggalan jaman. Tenun dapat dibuat tetap gaya, tidak berat, dan kekinian.
"Jadi bukan hanya mau gaya, tapi mengenakan tradisi budaya yang kita punya," tambahnya.
Selain bergaya tenun, Dian dan kawan-kawan juga ikut meramaikan tagar #90tahunsumpahpemuda di sosial media dan mengunggah gambar komunitasnya yang sedang memakai tenun.
"Kami ingin menjadi corong di sosmed. Bukan hanya tren di kolempok tapi juga dibicarakan dan menjadi tren di mana-mana," tutupnya.
No comments:
Post a Comment