Suara.com - Nama Tuti Soenardi di kalangan pemerhati kuliner dan gizi sudah tidak diragukan lagi. Ia merupakan pakar kuliner legendaris yang selalu mempertimbangkan nilai gizi dalam setiap resep makanannya.
Wajar saja, karena Tuti Soenardi memang ahli gizi lulusan Akademi Pendidikan Nutritionist Bogor pada 1959.
Sebagai ahli gizi mendiang Tuti Soenardi juga memiliki pengalaman kerja yang tak biasa. Ia pernah menyusun menu untuk Ibu negara saat itu yakni Ibu Fatmawati Soekarno ketika dirawat di RSCM.
Gairahnya untuk menekuni bidang kuliner semakin kuat, hingga timbullah keinginan untuk memadukan seni kuliner dengan gizi.
Kini meski telah meninggal dunia pada 14 Juni 2018, karya-karya Tuti Soenardi masih tetap mendatangkan manfaat bagi para pembacanya. Seperti pada Sabtu (3/11/2018) ini, PT Gramedia Pustaka Utama sebagai penerbit meluncurkan tiga karya terakhir Tuti Soenardi semasa hidup antara lain, Tuti Soenardi: 48 Tahun Mengabdi dan Berkarya Di Dunia Gizi Dan Kuliner; Selayang Pandang Kuliner Indonesia: Peran Media Cetak & Lembaga Kuliner hingga Menu Pencegah & Atasi Stroke (90 Resep Masakan).
"Sebelumnya, ketiga buku tersebut sudah diluncurkan pada 2010 yang lalu, namun cetakan kedua buku kuliner ini telah direvisi dan akan menginspirasi serta memberi banyak manfaat untuk pembaca, para pemerhati dan pencinta dunia gizi dan kuliner," ujar Wendi Winduwasono, putra dari Tuti Soenardi dalam peluncuran 3 buku terbaru Ibu Tuti Soenardi di Jakarta, Sabtu (3/11/2018).
Melalui berbagai buku yang ditulisnya ini, Tuti Soenardi, kata Wendi, selalu mengisahkan sejarah kelahiran kuliner Indonesia, serta tokoh-tokoh yang banyak berperan. Tak hanya itu, ia juga selalu melengkapi dengan beragam resep kuliner khas Indonesia, dengan bahan pangan yang mudah didapatkan dan harga yang terjangkau.
"Buku ini memuat catatan bagaimana kuliner Indonesia dirintis setapak demi setapak, mulai dari tahun 1970-an sampai munculnya era digital, hingga memberi fondasi bagi perkembangan kuliner sekarang," tutur dia.
Dalam peluncuran buku ini, dibahas pula mengenai tren kuliner yang mengalami pergeseran di era digital. Marketing Manager Zomato Indonesia, Deri Slyrova mengatakan bahwa keberadaan startup di bidang food technology merupakan peluang besar bagi para pebisnis kuliner saat ini.
Meski demikian hal ini juga seperti dua sisi mata uang di mana hadirnya beragam aplikasi juga membuat konsumen dimudahkan untuk memberikan tanggapan balik seputar rasa dan pelayanan dari industri kuliner.
"Keberadaan Startup Food Tech bagi pebisnis Kuliner merupakan peluang yang terbuka lebar. Meski demikian, tetap dibutuhkan komitmen dan konsep yang sederhana namun kuat untuk bisa dijual ke pelanggan. Ketika konsumen tidak puas mereka bisa meresponnya dengan memberi rating jelek. Dan pada gilirannya akan membuat calon pelanggan jadi enggan untuk datang," terang Deri panjang lebar.
No comments:
Post a Comment