Suara.com - Semua perempuan sebenarnya berpotensi memiliki kulit kering karena terpapar polusi atau kurangnya asupan air putih. Namun pada perempuan muslim, risiko kulit kering lebih besar karena frekuensi berwudhu yang dilakukan minimal lima kali sehari sebelum waktu salat.
Disampaikan spesialis kulit dan kelamin dr. lrmadita Citrashanty, SpKK, kegiatan berwudhu memang menyegarkan. Namun, air wudhu yang dibasuh ke muka dan bagian tubuh lainnya bisa mengikis lapisan lemak kulit yang membuat kulit menjadi lebih kering.
"Setelah wudhu umumnya kulit terasa kering, terutama yang tipe kulitnya kering. Jadi sebenarnya air itu iritan bagi kulit karena lapisan lemak di kulit terkikis," ujar dr Irma dalam temu media di Jakarta, Kamis (31/1/2019).
Ia menganjurkan bagi para muslimah yang bertipe kulit kering agar mengaplikasikan pelembab setelah berwudhu. Hal ini dilakukan untuk mencegah penguapan sehingga kulit tidak kering.
"Dengan berwudhu sering-sering, kulit memang lebih segar, tapi setelahnya harus diaplikasikan pelembap agar kulit tetap sehat dan kenyal," imbuh dia.
Irma juga menjelaskan bahwa aktivitas lainnya seperti bekerja di ruangan berpendingin juga dapat memicu kulit menjadi kering. Alasannya kulit mengalami penguapan sehingga air dalam kulit terlepas di udara.
"Kulit kering jangan diabaikan karena dapat mempercepat penuaan dini. Hidrasi kulit merupakan hal penting. Dari dalam penuhi kebutuhan cairan, dari luar bisa dengan menggunakan rangkaian krim yang melembapkan," tandas dia.
No comments:
Post a Comment