Suara.com - Merayakan HUT ke-50 ASEAN, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI menggelar Festival dan Seminar Budaya Panji di Museum Wayang di Kawasan Kota Tua, Jakarta Barat pada 4 hingga 6 Agustus 2017.
Acara tersebut menghadirkan sejumlah tokoh dan akademisi lintasbudaya serta mementaskan sejumlah pertunjukan seni dan pameran karya sastra, naskah kuno dan kreasi seni rupa.
Pengamat Budaya sekaligus penggagas dan pembicara kunci dalam Seminar Sastra dan Budaya Panji, Prof. Dr. Ing. Wardiman Djojonegoro menjelaskan, cerita Panji mengisahkan percintaan dan peperangan antara kerajaan Jenggala dan Panjalu.
"Sebelum pecah, Jenggala dan Panjalu merupakan satu kerajaan besar bernama Panjalu (Kediri) yang dipimpin oleh Airlangga, berkuasa pada 1042-1222 di Jawa Timur. Kisah Panji dengan tokoh sentral Inu Kertapati dan Galuh Chandrakirana memiliki banyak versi dan tersebar hingga ke wilayah Asia Tenggara," kata dia.Begitu luar biasanya keunikan satra dan budaya Panji, Perpustakaan Nasional bersama dengan Malaysia, Kamboja, British Library, dan Leiden Universiteit telah mendaftarkan naskah Panji sebagai Ingatan Kolektif Dunia untuk kategori naskah kuno atau Memory of the World di UNESCO yang hasilnya akan segera diketahui Oktober mendatang.
"Cerita Panji memiliki keunikan karena pengarangnya banyak, dengan berbagai versi dan diwarnai dengan budaya daerah serta disampaikan kembali dalam berbagai bahasa daerah di berbagai daerah di sejumlah negara di kawasan Asia Tenggara. Keunikan dan kepopuleran Panji menjadi inspirasi munculnya bentuk seni lain seperti tari, wayang, topeng, maupun seni rupa. Akan tetapi kisah Panji sudah mulai dilupakan orang seiring dengan perkembangan jaman. Oleh karena itu sangat baik untuk mengangkat kisah ini sebagai upaya untuk membangkitkan kembali sekaligus merevitalisasi budaya Panji," kata Dirjen Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hilmar Farid.
Lebih lanjut, Hilmar menjelaskan, perhelatan ini mengambil tema "Kebangkitan Budaya Panji" di mana di dalamnya terkandung semangat untuk menggelorakan kisah Panji sebagai warisan budaya penguat identitas kawasan. Perhelatan festival ini juga sebagai upaya mengangkat kearifan lokal Nusantara dan membangun karakter bangsa dengan menggali nilai-nilai kepahlawanan yang terdapat dalam cerita Panji sekaligus sebagai media untuk mempromosikan budaya bangsa.
Satu mata acara penting dalam rangkaian festival Budaya Panji ini adalah, Seminar Budaya Panji yang menghadirkan pembicara kunci Prof. Dr. Ing. Wardiman Djojonegoro, Prof. Roger Tol dari Universitas Leiden, Belanda, Prof. Dr. Nooriah Mohamed dari University Sains Islam Malaysia, Prof. Dr. I Made Bandem, seniman & akademisi Bali, Dwi Cahyono, pendiri Museum Panji Malang dan Handoyo, seniman dan pemahat topeng Malangan.
Seminar telah dihelat di Museum Wayang dan mendiskusikan dua tema besar yaitu Seni dan Pertunjukan, Sabtu 5 Agustus 2017.
No comments:
Post a Comment