Suara.com - Baru-baru ini penyanyi cantik Andien Aisyah sempat menjelaskan tentang metode Baby-Led Weaning (BLW), metode MPASI yang ia gunakan untuk bayinya Anaku Askara Biru. Sebagai salah seorang publik figur dan ibu muda, pilihan Andien dalam memilih metode MPASI menjadi sorotan banyak orang.
Apalagi meski sudah dikenal sejak lama di beberapa negara maju, BLW masih belum begitu familiar oleh kebanyakan masyarakat Indonesia. Karena hal inilah BLW kini menjadi perbincangan hangat yang ingin diketahui oleh para orangtua.
Metode BLW yang diperkenalkan oleh Gill Rapley sekitar 10-15 tahun lalu ini sebenarnya memiliki tujuan yang positif, yakni membangun pola makan yang sehat dan baik sedini mungkin.
BLW bekerja dengan konsep, di mana anak dapat memimpin penuh kegiatan makan dan penyapihan dari ASI untuk dirinya sendiri. Metode ini, juga mengenalkan segala jenis makanan dan tekstur sejak awal bayi melakukan MPASI.Karena tak bisa dilakukan sembarangan dan membutuhkan perhatian khusus dari orangtua, dalam melakukan metode ini, sebuah wadah pun dibentuk pada 16 November 2014 dengan nama "Cerita BLW".
"Awalnya dibentuk sebuah grup Whatsapp untuk tempat para ibu yang merapkan BLW pada anaknya agar bisa berbagi cerita," kisah Pendiri Cerita BLW, Rahmah Asyiah pada suara.com.
Komunitas yang memiliki tagline "satu wadah beragam kisah" ini, lanjut Rahmah, memang terbentuk karena adanya kesamaan minat dalam melakukan BLW dan semangat untuk berbagi cerita juga pengalaman.
Dengan adanya komunitas Cerita BLW, ujar dia, ibu yang mendampingi anaknya melakukan BLW dapat saling bertukar cerita mengenai perjalanan BLW masing-masing. Mulai dari sanalah kemudian mereka akan membagi ilmu baru, pengetahuan hingga tips dan trik, agar bisa menyelesaikan kendala yang dihadapi saat melakukan BLW pada anak mereka.
Dalam group Whatsapp Cerita BLW inilah, jelas Rahmah, setiap harinya berbagai pembahasan rutin mengenai seluk beluk ASI, MPASI, BLW, kesehatan keluarga, tumbuh kembang anak, hingga kegiatan bermain dibahas secara menyeluruh. Sesekali mereka pun melakukan kopi darat dengan beberapa member aktif, untuk bermain hingga berbagi mengenai pengalaman mereka.
"Selain itu kami juga melakukan kegiatan Kulwap (Kuliah Whatsapp) dengan mengundang Narasumber yang ahli di bidangnya. Kegiatan di grup WA menjadi sumber sebagian materi yang diposting di akun sosial media," tambah dia.
Keberadaan komunitas yang saat ini memiliki 277 member aktif, lanjut Rahmah, sangat penting. Karena metode BLW haruslah diterapkan secara sadar atas dasar ilmu yang jelas dan tidak diaplikasikan dengan sembarangan.
Ketika akan memulai, lanjut dia, ada banyak hal yang harus diperhatikan, untuk melihat apakah anak dan ibu memenuhi kandidat untuk melakukan metode BLW. Beberapa di antaranya, kata Rahmah, apakah bayi menyusu langsung ke ibu, sehat, berat badan baik (tidak dalam keadaan kurang gizi), motorik baik, tidak ada kelainan anatomi dalam mulut, seperti tongue tie, yang akan mempersulit bayi makan.
"Paling baik bila ibu di rumah, karena tidak ada yang sesabar ibu menghadapi anak-anaknya. Bila ibu tidak ada, perlu kerja sama yamg baik dengan orang yang mengasuh bayi. BLW juga perlu kegembiraan, kesabaran, rasa percaya kepada bayi. Ibu perlu memasak dengan penuh cinta," jelasnya.
Rahmah berharap orangtua bisa lebih banyak membaca dan mencari ilmu terkait BLW sebelum melakukan metode ini. Ini sangat penting untuk diperhatikan agar dapat mencapai hasil yang diinginkan, tentunya anak tumbuh dengan sehat dan memiliki perkembangan yang baik.
Lebih lanjut Rahmah menjelaskan bahwa Cerita BLW sedang menyiapkan buku yang berisi mengenai 23 kisah inspiratif ibu dalam menemani buah hati makan, pengenalan BLW dan juga resep BLW, yang akan diluncurkap pada November 2017.
Nah, jika Anda juga ingin bergabung dan menyerap ilmu sebanyak-banyaknya tentang BLW, mulailah dengan mengikuti akun instagram Cerita BLW @ceritaBLW dan mengisi formulir pendaftaran saat open recruitment berlangsung. Yuk, belajar lebih banyak demi kesehatan si kecil!
No comments:
Post a Comment