Suara.com - Akademisi menemukan, kini banyak lelaki yang melakukan hubungan seksual dan menjalani kehidupan romantisme dengan robot atau boneka seks atau biasa disebut "digiseksual".
"Digiseksual" menghindari bermitra dengan manusia, dan mendukung realita baru berupa robot yang dapat disesuaikan untuk berbicara dan berinteraksi.
Peringatan tersebut datang dalam sebuah penelitian tentang meningkatnya penggunaan boneka seks, termasuk di rumah bordil pertama di dunia yang seluruhnya dikelola oleh robot.
Boneka seks hi-tech dengan kulit silikon yang realistis dan kemampuan menggoda, bahkan mensimulasikan orgasme menjadi semakin tersedia di sini.
Psikoterapis harus dipersiapkan untuk menghadapi lebih banyak klien yang "berpartisipasi dalam digiseksualitas". Begitu sebuah laporan periset etika Neil McArthur dan Markie Twist dari Universitas Manitoba.
"Tidak ada pertanyaan robot seks akan datang. Pandangan kami adalah, mereka akan mewakili jenis pengalaman seksual yang berbeda dari tawaran teknologi yang ada. Orang akan membentuk koneksi yang intens dengan teman robot mereka," tulis mereka.
"Robot ini akan dibuat khusus untuk memenuhi keinginan masyarakat dan akan melakukan hal-hal yang tidak dapat atau tidak dapat dilakukan oleh pasangan manusia. Untuk alasan ini, sejumlah besar orang kemungkinan akan menggunakan robot sebagai mode utama pengalaman seksual mereka," sambung mereka.
"Banyak orang akan menemukan pengalaman mereka dengan teknologi ini menjadi bagian integral dari identitas seksual mereka, dan beberapa akan memilih untuk mengarahkan interaksi seksual dengan manusia," tutup mereka.
Teknologi boneka seks telah berkembang dalam beberapa tahun terakhir karena perusahaan menghasilkan robot yang hidup dengan banderol USD26 ribu. Pembeli bisa memilih fitur seperti wajah, rambut dan ukuran payudara.
Dan boneka diprogram untuk mengingat ulang tahun sang pemilik, serta film maupun musik favorit pemiliknya.
Beberapa bahkan dibuat untuk bisa merasa hangat seperti daging sungguhan, dan mensimulasikan orgasme saat bercinta. (News.com.au)
No comments:
Post a Comment