Suara.com - Di tengah serbuan informasi di era digital ini, millenials menghadapi tantangan baru dalam memerangi berita hoax.
Apalagi baru-baru ini, Indonesia dibuat geger atas dugaan penganiyayaan yang dialami politikus Ratna Sarumpaet. Hingga akhirnya kemarin Ratna mengakui bahwa Ia telah berbohong.
Sebagai populasi yang paling banyak di Indonesia, sudah sepatutnya generasi muda bisa memilah mana berita baik dan mana yang benar. Salah satunya dengan cerdas menyaring informasi dan tidak terburu-buru menyebarkannya ke media sosial yang dimiliki.
"Anak muda identik dengan sifat adrenalin yang membuat mereka menyukai tantangan. Tapi kadang tidak disikapi dengan bijak itu sebabnya banyak huru hara yang dilakukan generasi muda. Nah coba agar sifat adrenalin ini ditempatkan di kegiatan positif sehingga bisa menjadi pemuda yang cerdas dan tidak mudah termakan berita hoax," ujar Hana Amalia selaku Dewan Pembina Festival Pemuda Indonesia 2018, Kamis (3/3/2018).
Untuk membentengi pemuda Indonesia dari pengaruh buruk perubahan zaman, Hana mengimbau agar para pemuda terlibat aktif dalam kegiatan kepemudaan yang membangun bangsa.
Tujuannya tentu saja untuk memupuk nasionalisme dan toleransi. Selain itu wawasan pemuda juga akan diperkaya sehingga tak mudah mempercayai berita yang tak jelas kebenarannya.
Salah satu kegiataan kepemudaan yang akan dilangsungkan dalam waktu dekat adalah Festival Pemuda Indonesia yakni pada 7-9 Oktober di Sukabumi dan Sentul International Convention Center Bogor, Jawa Barat. Para pemuda yang akan mengikuti Festival Pemuda ini berasal dari seluruh pelosok nusantara. Mereka terbagi menjadi delegasi peserta mahasiswa dan pelajar yang dikumpulkan dari 34 provinsi di Indonesia.
Disampaikan Laila Nihayati, Ketua Festival Pemuda 2018, festival ini akan menginisiasi pola-pola perjuangan baru yang bisa dilakukan para pemuda untuk bangsa Indonesia.
Mereka akan digodok pengetahuan dan kapasitas keilmuannya sehingga dapat menjadi pemuda Indonesia yang berkualitas.
"Semangatnya dibangun dan yang terpenting akan didorong, dibimbing, serta didampingi untuk senantiasa melakukan pembangunan berkelanjutan di seluruh Nusantara,” tambah Laila.
Adapun rangkaian kegiatan festival ini meliputi Kemah Kebangsaan (7-8 Oktober 2018) di Caldera Resort Sukabumi. Kegiatan kemah ini berisi Seminar Kebangsaan “Refleksi Sumpah Pemuda Era Milenial”. Kegiatan selanjutnya adalah sayembara Cipta karya Mahasiswa “SDGs Project Competition”.
Tema disayembarakan meliputi pendidikan, bussines start up, inovasi teknologi, pemberdayaan lingkungan, kesehatan, pariwisata dan turisme, dan lain-lainnya.
"Nanti akan ada sesi diskusi, misalnya pemuda Papua bisa bercerita tentang kondisi yang dialami masyarakat setempat. Benar nggak sih kalau akses air bersih di sana sulit, benar nggak sih nggak ada akses jalan. Jadi kita bisa belajar mengonfirmasi kebenaran informasi tidak hanya percaya pada potongan informasi yang beredar di media sosial saja," tandas dia.
Jadi millennials harus bisa memilah di tengah serbuan informasi di era digital ini, dan harus siap memerangi berita hoax.
No comments:
Post a Comment