Suara.com - Koleksi Galeri Nasional Indonesia berupa lukisan "Tjap Go Meh" karya S.Sudjojono yang berbahan cat minyak pada kanvas, berukuran 73x51 cm dan dibuat pada 1940 dipamerkan dalam pameran "Power and Other Things" di Belgia.
Kepala Galeri Nasional Indonesia Tubagus Sukmana dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa, mengatakan dipamerkannya karya pelukis Indonesia di pameran tersebut merupakan suatu bentuk sinergi yang baik antarlembaga budaya pemerintah Indonesia.
"Selain itu, pameran ini juga merupakan salah satu upaya untuk memperkenalkan perupa Indonesia dan karya terbaiknya, khususnya S.Sudjojono, serta seni lukis modern Indonesia kepada publik internasional," ujar Tubagus.
Menurut dia, dengan menampilkan karya S.Sudjojono, diharapkan juga menjadi media untuk mengenali kemajemukan bangsa Indonesia dalam berbagai perspektif.
"Tjap Go Meh" merupakan lukisan karnaval perayaan keagamaan yang menghadirkan suasana hiruk pikuk serta ironi, yakni bisa sebatas pada karnaval yang meluapkan berbagai emosi dengan absurd, bisa juga merepresentasikan ketimpangan sosial.
Hal itu terkait tatanan sosial pada 1940 yang merupakan masa depresi ekonomi, tekanan pemerintah kolonial semakin keras kepada para nasionalis juga berbarengan dengan euphoria menjelang kedatangan tentara Jepang.
Pameran yang dikuratori Riksa Afiaty dan Charles Esche selama 18 Oktober 2017-21 Januari 2018 itu menampilkan karya-karya seni rupa modern dan kontemporer, mulai dari periode 1835 hingga sekarang.
Karya-karya yang dipamerkan terkait masa kolonialisme Belanda dan Jepang, kedudukan perempuan serta imigrasi.
Pemilihan itu untuk memberikan pemahaman mengenai praktik seni rupa di Indonesia dari masa ke masa.
Pameran itu menampilkan karya lukisan dan sketsa koleksi Istana Kepresidenan, Galeri Nasional Indonesia, OHD Museum, Galeri Nasirun, dan S.Sudjojono Center. (Antara)
No comments:
Post a Comment