Suara.com - Setiap hubungan mengalami pasang surut, dan sebanyak 42 persen pernikahan berakhir dengan perceraian. Untuk mengetahui penyebabnya, para ahli melihat alasan mengapa begitu banyak pasangan gagal mempertahankan pernikahannya.
Profesor psikologi Dr. John Gottman mengungkapkan, semua ini berkaitan dengan penghinaan atau perasaan benci.
Dalam studi ini, dia memprediksi perceraian dengan akurasi lebih dari 90 persen, yang mengungkapkan bahwa membuat pasangan merasa dibenci atau tidak berharga adalah alasan pertama mengapa pasangan menandatangani surat perceraian hingga membuat pernikahan berakhir.
Bersamaan dengan kritik, sikap membela diri dan mengganggu, Gottman mengatakan penghinaan merupakan hal paling merusak dan dapat membuat pasangan merasa mendapatkan sikap yang kurang ajar.
Sikap ini termasuk tidak menghargai dan mengejek pasangan dengan sarkasme, humor yang tidak sopan, menyebut nama dan bahasa tubuh seperti memutar mata dan mencibir.
"Ketika penghinaan mulai membanjiri hubungan Anda, Anda cenderung melupakan kualitas positif pasangan Anda, setidaknya saat Anda merasa kesal," tulis Gottman dalam bukunya 'Why Marriages Succeed or Fail'.
"Anda tidak dapat mengingat satu kualitas atau tindakan positif yang dia miliki. Mulai hilamgnya kekaguman ini adalah alasan penting mengapa penghinaan seharusnya dilarang dari interaksi perkawinan," tutup dia. (Independent)
No comments:
Post a Comment