Suara.com - Candi Borobudur sebagai peninggalan bersejarah yang kini menjadi destinasi wisata di Magelang, Jawa Tengah, perlu dijaga kelestariannya, termasuk tidak melakukan hal yang dapat merusak keanggunannya. Namun faktanya, masih banyak masyarakat yang melalukan tindakan tidak wajar saat mengunjungi Candi Borobudur, termasuk perusakan.
Hal ini diungkapkan DR.H. Nadjamudin Ramly, M.Si, selaku Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya, Kemendikbud. Nadjamudin mengatakan bahwa ia mendapat laporan banyak pengunjung yang melakukan perusakan di Candi Borobudur.
"Ada yang syuting diam-diam dengan kamera tersembunyi melakukan gerakan akrobatik di atas stupa, bahkan ada yang kencing di stupa. Ini sangat miris, masih ada masyakat yang melakukan perilaku menyimpang di situs bersejarah," ujar Nadjamudin di sela-sela temu media peluncuran Vivo V9 di Jakarta, Senin (26/3/2018).
Untuk mencegah pengrusakan yang dilakukan pengunjung, Nadjamudin mengatakan bahwa pihak manajemen Candi Borobudur sudah memasang kamera pengintai di beberapa titik dan menyiagakan petugas keamanan untuk berkeliling area wisata. Namun tentu saja, pencegahan bisa dilakukan dari pengunjung itu sendiri.
"Saya kira semua berkewajiban untuk menjaga Borobudur sebagai warisan dunia. Apalagi UNESCO juga selalu melakukan monitoring. Jangan sampai warisan dunia ini tercemari atau rusak karena ulah manusia yang tidak bertanggung jawab," tambah dia.
Pada 29 Maret mendatang, Candi Borobudur akan digunakan sebagai lokasi peluncuran ponsel terbaru Vivo yakni Vivo V9. Nadjamudin berharap pihak penyelenggara dan pengunjung bisa menjaga kebersihan area candi dan menahan diri untuk melakukan perilaku yang merugikan kelestarian Candi Borobudur.
"Candi Borobudur tidak hanya milik pemerintah tapi seluruh rakyat Indonesia. Jangan sampai ada perilaku yang menyimpang atau tidak terpuji ketika berada di Candi Borobudur," tandasnya.
No comments:
Post a Comment